Selamat Datang di Blog MABM Kota Singkawang

RAPAT PERDANA MABM KOTA SINGKAWANG

MABM Pasar Juadah Ramadhan 1444 H / 2023 M

Pengukuhan Ketua MABM Kota Singkawang Masa Bhakti 2022-2027

Asmadi dikukuhkan menjadi Ketua MABM Kota Singkawang Masa Bhakti 2022-2027

DPD MABM Kota Singkawang dikukuhkan

DPD MABM Kota Singkawang Masa Bhakti 2022-2027

5 PROGRAM STRATEGIS DAN TERUNGGUL

Ketua MABM Kota Singkawang "H.Asmadi, S.Pd.,M.Si.

Sabtu, 02 Agustus 2025

Dokumentasi Silahturahmi Puak Puak Melayu "DPD MABM & Kalpolres Singkawang"













Melayu Ada Karena Karya

Puak Melayu Jalin Silaturahmi, Harmonisasi, Kolaborasi dan Sinergisitas Dengan Kapolres Singkawang


Newstime - DPD MABM Kota Singkawang


Strateginews.id, Singkawang Kalbar - Dewan Pengurus Daerah Majelis Adat Budaya Melayu (DPD MABM) Kota Singkawang dan organisasi  puak melayu, menjalin silaturahmi dan harmonisasi dengan Kapolres Singkawang AKBP Dody Yudianto Arruan, S. I. K. bersama jajarannya. Silaturahmi harmonis, Berlangsung di Vila Bukit Mas Singkawang Barat, Kamis (31/07/2025).


Turut hadir dalam suasana yang penuh keakraban, jajaran DPD dan Pemangku Adat MABM Kota Singkawang. Ketua Persatuan Orang Melayu (POM) , Ketua Laskar Pemuda Melayu (LPM) , Panglima Pemuda Melayu Bala Komando, dan Panglima Satria Pemuda Melayu (SPM) Kota Singkawang.


Kapolres Singkawang AKBP Dody Yudianto Arruan, S. I. K menjelaskan, setelah menerima undangan dari puak melayu, dirinya menyatakan, harus hadir. 
Karena, dipahami betul, kata Kapolres yang baru pertama kali bertugas di Kalimantan khususnya di Singkawang Kalbar ini, tidak mungkin bisa menjaga suasana keamananan dan ketertiban tanpa adanya kolaborasi dan bersinergi dengan organisasi dan elemen masyarakat. 


"Dan saya cukup bangga. Tadi penyampaian dari bapak Ketua (DPD MABM) bahwasanya Kota Singkawang ini adalah kota tertoleran se Indonesia. Ini suatu kebanggaan yang harus  saya jaga dan juga tantangan saya kedepan dalam menghadapi atau memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat Kota Singkawang. 17 etnis yang ada di Kota Singkawang ini bisa bersatu. Bisa guyub, bisa menjaga situasi di wilayah Kota Singkawang ini tetap aman, " ucapnya. 


Lanjut Kapolres Singkawang yang sebelumnya bertugas di Bengkulu ini mengatakan, karena pada intinya di mana suatu wilayah atau suatu kota tercipta suasana aman, segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar. 
"Pekerjaan kita bisa berjalan dengan baik. Anak istri kita bisa tenang, bekerja, bersekolah dengan damai, " ujar Kapolres. 


Dalam melaksanakan tugasnya, yang masih baru di Kota Singkawang. Dody Yudianto Arruan, pula menyampaikan,  menerima setiap saran maupun kritikan dari ketua puak puak melayu, bila ada yang kurang berkenan atau kurang tepat.

 
"Kami siap dikritik. Kami terbuka untuk kemajuan Kota Singkawang. Terutama seperti itu, jadi kami ingin ada feedback dari luar, apakah ada kelakuan kelakuan atau tindakan tindakan dari anggota kami. Termasuk saya sendiri yang tidak berkenan dihati masyarakat, silahkan langsung ditegur kami. Kami siap terima keritik. Bapak Kapolri saja menerima keritik, apalagi Kapolres. Pada intinya untuk kemajuan Kota Singkawang, bukan untuk ego sektoral , " tegas Kapolres.


Menerangkan silaturahmi, kolaborasi, bersinergi, membangun kemitraan dengan Kapolres Singkawang beserta jajarannya. Ketua DPD MABM Kota Singkawang H. Asmadi, S.Pd., M. Si berharap, semoga  dapat lebih meningkatkan menjalankan peran dan fungsi DPD MABM bersama puak melayu yang ada di Kota Singkawang. Sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya, berkolaborasi dalam rangka menjaga keharmonisan dan kerukunan Kota Singkawang sebagai Kota tertoleran. 


"Misi kita dari puak melayu. Kita siap berkolaborasi memberikan kontribusi dan membantu tugas  tugas bapak Kapolres dan jajarannya, dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Singkawang, " ucap Asmadi.


Sebagai puak Melayu, lanjut Asmadi, memberikan kontribusi pembangunan dalam rangka pelestarian kemajuan budaya budaya melayu di Kota Singkawang.  
Singkawang, sebut Asmadi, adalah rumah besar kita. Kekuatan kita adalah kolaborasi. Tidak akan mungkin, kata dia, DPD MABM Kota Singkawang maupun Kapolres Singkawang dengan jajarannya yang terbatas, mampu menjaga rumah besar Kota Singkawang, jika tidak adanya kolaborasi dari 17 etnis.


"Dan tentunya kita sebagai puak melayu, menjadi garda terdepan, memberikan contoh ketauladan bagaimana menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Singkawang tercinta ini, " kata Asmadi.


Penghujung silaturahmi, Ketua DPD MABM Kota Singkawang Asmadi, memberikan cinderamata berupa Kopiah dan Selendang/sal khas puak melayu. Memakaikannya secara langsung kepada Kapolres Singkawang. Sebagai wujud rasa Persaudaraan dan Penghormatan. 


(Ibnu Azan)




Melayu Ada Karena Karya


Rabu, 09 Juli 2025

Lestarikan Adat Budaya Melayu Besurung Saprah di Singkawang

 


Besurung Saprah dalam budaya Melayu, khususnya di daerah Kalimantan Barat, merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Melayu yang menggambarkan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Sambas dan masih lestari hingga kini sebagai warisan budaya tak benda.


📜 Makna "Besurung Saprah" dalam Bahasa Melayu

  • Besurung: makan bersama

  • Saprah: serentak atau bersama-sama dalam satu tempat
    Secara harfiah, "Besurung Saprah" berarti makan bersama-sama secara serentak dalam satu tempat dan waktu yang sama.


🕌 Konteks Pelaksanaan Tradisi

Tradisi ini sering dilakukan pada:

  • Maulid Nabi Muhammad SAW

  • Peringatan hari besar Islam (PHBI)

  • Upacara adat Melayu

  • Pesta rakyat / penyambutan tamu kehormatan

  • Syukuran desa atau kenduri kampung


🍽️ Ciri Khas Besurung Saprah Melayu

  • Makanan disusun di atas tikar panjang, kadang beralas daun pisang atau menggunakan dulang besar (nampan).

  • Peserta duduk bersila mengelilingi hidangan.

  • Makanan khas Melayu dihidangkan, seperti:

    • Nasi putih

    • Gulai, kari, sambal serai, ikan asin, rendang Melayu

    • Kue tradisional (lemang, wajik, kue talam, kue bingka)

    • Minuman khas (air serbat, teh tarik)

  • Makan dilakukan tanpa sekat sosial – raja, pejabat, rakyat duduk setara.


🌺 Nilai-Nilai Budaya dalam Besurung Saprah

  1. Persaudaraan: mempererat hubungan antarwarga.

  2. Kesetaraan: semua orang makan bersama, tanpa memandang status.

  3. Gotong Royong: semua elemen masyarakat berperan dalam persiapan.

  4. Rasa Syukur: bentuk ungkapan syukur atas nikmat Allah.

  5. Pelestarian budaya Melayu: mempertahankan nilai dan adat istiadat warisan leluhur.


📌 Catatan Tambahan:

  • Tradisi ini juga menjadi objek wisata budaya yang menarik bagi pengunjung luar daerah maupun wisatawan mancanegara.

  • Dalam praktik modern, Besurung Saprah sering dikolaborasikan dengan kegiatan dakwah, zikir bersama, atau pembacaan syair-syair Maulid.



Melayu Ada Karena Karya

Selasa, 08 Juli 2025

DPD MABM Kota Singkawang Mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara Ke-79 "1 Juli 2025"

 








Melayu Ada Karena Karya



Minggu, 29 Juni 2025

Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) tahun 2025 Resmi di Buka Oleh Wali Kota Singkawang

 


Newstime MABM Kota Singkawang

Corongkasus.com,Singkawang,Kalbar ~Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, secara resmi membuka Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Singkawang di Rumah Melayu Balai Serumpun,Kota Singkawang  Kamis (26/06/2025).


Turut dihadiri oleh Ketua DPP Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat dan Ketua DPD MABM Kabupaten Melawi, sebagai wujud solidaritas dan sinergi antar daerah dalam memperkuat peran budaya Melayu di Kalimantan Barat.


Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan budaya Melayu tidak terpisahkan dari identitas Kota Singkawang.


Kegiatan ini menjadi simbol pengingat bahwa kekuatan Singkawang terletak pada keberagaman yang saling menghargai dan budaya yang hidup dalam keseharian masyarakatnya.


Bertepatan dengan momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Tjhai Chui Mie, menyampaikan pesan penting kepada masyarakat agar menjadikan tahun baru sebagai awal yang baik untuk memperkuat toleransi, persatuan, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri.


Ketua Umum DPD MABM Kota Singkawang, Asmadi, mengatakan PKMS digagas sebagai ruang ekspresi budaya sekaligus wahana mempererat silaturahmi antar masyarakat Melayu di Kota Singkawang dan Kalimantan Barat secara luas.


“Kegiatan ini menjadi momentum penting menyambut 1 Muharram 1447 H. Kami menggandeng Panitia Hari Besar Islam (PHBI), puak Melayu, dan berbagai organisasi masyarakat Islam untuk menyemarakkan acara ini,” ujar Asmadi


Selain peserta lokal, panitia juga mengundang perwakilan dari Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak, Persatuan Melayu Saribas, hingga utusan dari Brunei Darussalam. Hanya itu, undangan juga disampaikan kepada MABM Provinsi Kalimantan Barat dan peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga perguruan tinggi.


“PKMS ini akan menjadi acara tahunan DPD MABM Singkawang. Kami ingin memajukan budaya Melayu melalui kolaborasi lintas paguyuban. Kegiatan ini bukan hanya milik MABM, tapi milik masyarakat Singkawang secara keseluruhan,” jelas Asmadi.


Rangkaian acara PKMS juga akan diisi dengan pameran budaya, pertunjukan seni tradisional Melayu, lomba-lomba bertema adat, serta forum diskusi kebudayaan. Rencananya, kegiatan akan dibuka secara resmi oleh Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie.


“Dan kami sangat berharap dukungan dari seluruh pihak agar kegiatan ini berjalan lancar dan bisa menjadi kebanggaan bersama,” pungkas Asmadi
Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang juga diharapkan berdampak positif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi lokal. “Kita harap PKMS menjadi daya tarik wisata baru dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.


Adapun sejumlah perlombaan yang akan digelar meliputi Belarak Pengantin, Gladi Bujang & Dare Melayu, Lomba Lagu dan Tarian Melayu, Syair Melayu, hingga pertunjukan tradisi seperti Surong Saprah dan Rodat Hadrah. 

Dalam sambutan Walikota Singkawang,
“Kami sangat mendukung kegiatan yang sangat baik untuk masyarakat Singkawang. Sebab dalam kegiatan ini merupakan adanya kegiatan edukasi terutama untuk anak anak muda. Supaya mereka jangan lupa dengan budaya budaya yang ada di Kota Singkawang , ” ucap Tjhai Chui Mie


Tjhai Chui Mie berharap, PKMS dapat dilaksanakan sebagai agenda Tahunan. Sebagai wujud menjaga, mengembang dan melestarikan nilai nilai budaya melayu, yang menarik.


Sehingga Kota Singkawang, jelasnya, dapat menjadi tempat kunjungan bagi Wisatawan. Ini semua semua tidak lepas dari apa yang menjadikan Singkawang sebagai Kota Pariwisata” ungkapnya


Dan juga di masa hadapan, Tjhai Chui Mie, juga berharap panitia dapat mengajak kabupaten tetangga guna menyukseskan PKMS.agar yang lain bisa mengetahui kebudayaan kota Singkawang.


Kegiatan PKMS 2025 bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah. Dalam momentum tersebut, Tjhai Chui Mie menyampaikan pesan penting kepada masyarakat untuk menjadikan tahun baru sebagai titik tolak menuju kehidupan sosial dan spiritual yang lebih baik.


“Ini bukan sekadar perayaan budaya. Ini momentum hijrah, untuk memperkuat nilai toleransi, persatuan, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri,” katanya.


Pemerintah Kota Singkawang juga memberikan perhatian khusus pada keterlibatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam kegiatan tersebut. Menurut Tjhai Chui Mie, kolaborasi antara budaya dan ekonomi lokal akan memperkuat ekosistem sosial dan memberdayakan masyarakat.


“Ini bukan hanya ruang budaya, tapi juga ruang ekonomi. Memberi tempat kepada UMKM adalah bagian dari strategi kita agar kegiatan seperti ini membawa manfaat yang lebih luas,” tambahnya.


Ketua DPD MABM Kota Singkawang, Asmadi, menyebutkan PKMS 2025 akan berlangsung dari 26 Juni hingga 2 Juli 2025 dengan serangkaian kegiatan budaya, seperti Belarak Pengantin dan Pawai 1 Muharram, Tari Masal Lenggok Singkawang, Fashion Show Bujang dan Dare Melayu, serta lomba Syair dan Rodat Hadrah.


“Selain perlombaan dan pertunjukan budaya, PKMS juga menyuguhkan kuliner khas yang disiapkan oleh UMKM lokal,” ujar Asmadi.


Dalam pembukaan, DPD MABM juga menyerahkan dokumen berjudul Lensa Kegiatan MABM Kota Singkawang 2023–2025 kepada Wali Kota, sebagai bentuk dokumentasi dan evaluasi kiprah pelestarian budaya Melayu di kota Singkawang.


Pewarta : Ary
Editor : DM
Tim Investigasi Awak Media Mata Elang Singbebas



Melayu Ada Karena Karya







PKMS 2025 di Mulai, "Majelis Adat Budaya Melayu Kota Singkawang"

 


Caption : Mengawali PKMS 2025. Ketua DPD MABM Kota Singkawang, H. Asmadi S.Pd.,M.Si ikut serta Belarak Pengantin sekaligus menyambut 1 Muharram 1447 H. Jum'at pagi 27 Juni 2025.

Ustadz Dr. Hatoli ”Orang melayu dalam menyampaikan pesan agama Islam selalu menggunakan simbol simbol “

Newstime MABM Kota Singkawang

STRATEGINEWS.id, (Sumber) Singkawang Kalbar – Menyambut 1 Muharram (Tahun Baru Islam) 1447 H. Sekaligus pembukaan Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) 2025. Berlangsung di Rumah Melayu Balai Serumpun Kota Singkawang, Kamis malam (26/06/2025).


Perdana, agenda tahunan puak melayu, yang diselenggarakan DPD MABM Kota Singkawang ini. Dihadiri Forkopimda Kota Singkawang. Ketua DPP MABM Provinsi Kalbar. Ketua DPD MABM Kab. Melawi. Ketua PHBI Kota Singkawang. Ketua MABM Kota Singkawang beserta organisasi organisasi puak melayu, organisasi Islam. Tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.


Diwawancarai wartawan, Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie, SE.,M.H. yang resmi membuka PKMS 2025. Mengapresiasi dan ucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara PKMS 2025. Sekaligus pula PHBI dan MABM Kota Singkawang, menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram.


Tjhai Chui Mie berharap, PKMS dapat dilaksanakan di tahun tahun berikutnya. Sebagai wujud menjaga, mengembang dan melestarikan nilai nilai budaya melayu, yang menarik. Sehingga Kota Singkawang, jelasnya, dapat menjadi tempat kunjungan banyak orang. Di masa hadapan, Tjhai Chui Mie, juga berharap panitia dapat mengajak kabupaten tetangga guna menyukseskan PKMS.


Halaman rumah melayu balai serumpun pada PKMS 2025, yang akan berlangsung 26 juni hingga 2 Juli 2925. Panitia Pelaksana PKMS 2025 memfasilitasi aktifitas pameran khas melayu dan UMKM.


Menanggapi hal tersebut, Tjhai Chui Mie mengatakan, tentu dari sisi budaya terjaga, silaturahminya dapat, kemudian ekonominya juga berjalan.


“Kita mendukung kegiatan yang baik untuk masyarakat Singkawang. Ada kegiatan edukasi terutama untuk anak anak muda. Supaya mereka jangan lupa dengan budaya budaya yang ada di Kota Singkawang , ” ucap Tjhai Chui Mie menanggapi.


Istimewa di malam jelang tahun baru Islam dan pembukaan PKMS 2025. Menghadirkan Ustadz Dr. Hatoli, S.Sy.,M.H.


Memberikan Tausiah, Ustadz Hatoli memberikan pencerahan. Beberapa hal, Berkenaan antara melayu dan Islam.


Disampaikannya, seorang manusia tidak bisa meminta atau memilih, dilahirkan dari suku tertentu. Maka dari itu, kata Ustadz Hatoli jangan ributkan masalah suku. Allah Swt menciptakan manusia, ucapnya, bersuku suku berbangsa bangsa adalah untuk saling kenal mengenal.


Dalam ajaran Islam seorang Muslim, kata dia, tidak dibenarkan menyakiti non muslim yang tidak memusuhi umat Islam. Barang siapa yang melakukan hal tersebut sama halnya dengan menyakiti Muhammad Rasulullah SAW.


Orang Muslim itu seperti lebah. Memakan sesuatu yang baik lagi halal. Sebagaimana lebah yang dihisapnya adalah sari pati bunga. Lalu apa yang dikeluarkan lebah adalah madu. Artinya ucapan yang keluar dari seorang muslim, adalah suatu ucapan yang baik.


“Kalau tidak bisa berkata yang baik, diam, ” kata Ustadz Hatoli menyampaikan sabda nabi.


Ustadz Hatoli menyinggung makna pakaian, yang dikenakan orang melayu. Tidak terlepas dari arti dan makna dari ajaran Islam.


Kancing pada pakaian Melayu laki laki, berjumlah lima, menggambarkan rukun Islam. Yakni Syahadat, Sholat, zakat, puasa dan menunaikan haji bagi yang mampu.


Dalam hal kebaikan antar sesama manusia (muamalah), meskipun berbeda keyakinan agama. Diperbolehkan didalam Islam. Seperti tolong menolong, bergotong royong, jual beli. Silahkan bersatu antara umat Islam dengan yang non muslim.


Tapi dalam urusan agama, ujarnya, umat Islam tegas. Bagimu agama mu, bagi ku agama ku.


“Urusan agama tidak boleh dicampur Baur, ” tegas Ustadz Hatoli.


Selain kancing baju lelaki melayu. Juga kain (Kabbat) yang menutup celana panjang. Sebagai simbol kuatnya orang Islam melayu menutup aurat. Dan kain menutup celana tersebut, jika dipakai di atas lutut menandakan belum menikah. Dan jika dipakai di bawah lutut menandakan telah menikah.


Saku baju, satu di atas sebelah kiri. Dan dua saku di bawah. Menggambarkan Iman, Islam dan Ikhsan.


Baju kurung longgar (jilbab) yang dipakai perempuan melayu, kata Ustadz Hatoli, memang itu yang diajarkan dalam Islam. Banyak yang keliru menyebut jilbab sebagai penutup kepala. Itu bukan jilbab, tapi kerudung. Jilbab artinya pakaian longgar yang menutupi seluruh aurat kecuali wajah dan bolak balik dua telapak tangan.


Orang melayu suka makan, dengan cara berbagi. Selalu diajarkan berbagi sesuai ajaran Islam. Kenapa makan ? kalau tidak makan bisa mati. Bukan sekedar makan, namun makanan yang halal.


“Siapa yang berbuat baik kepada mu balaslah kebaikannya. Jika tidak mampu do’akan dia, ” ujar Hatoli.


Orang Melayu dalam hal menyampaikan pesan pesan agama dalam suatu acara. Selalu menggunakan simbol simbol. Melayu adalah identik dengan Islam.


Disebut “Antar Sirih Pinang” pada acara pernikahan misalnya. Padahal di dalam wadah Sirih pinang itu, ada sirih ada pinang, ada kapur, ada gambir yang rasanya penuh macam ragam. Itulah makna suatu keadaan yang tidak akan terlepas dari suatu keadaan mendirikan rumah tangga. Tidak akan ada yang tidak mempunyai masalah.


Menghadapi permasalahan rumah tangga tersebut, solusinya, kata Hatoli, adalah Sholat. Adukan segala permasalahan, hanya kepada Allah SWT.
Bagi laki laki, sebagaimana dicontohkan Rasulullah selalu membantu pekerjaan istrinya di rumah. Kenapa demikian. Karena istri di rumah 24 bekerja mengurus rumah tangga.


Kekeliruan yang terjadi, menggangap pekerjaan adalah yang menghasilkan uang. Pekerjaan di rumah tangga yang diutus istri, kemudian dianggap bukan pekerjaan.
Yang kuat mengunyah buntalan sirih yang telah bercampur pinang, kapur, gambir dengan segala macam rasanya itu. Itulan gambaran rumah tangga yang kuat dengan segala macam halangan, rintangan dan cobaan masalah rumah tangga. Sebaliknya yang tidak kuat mengunyah sirih, maka akan muntah, sirih terkeluar berderai sebagai makna terjadinya keretakan bahkan perceraian di dalam rumah tangga.


Besaprah pada budaya Melayu, pula merupakan simbol penyampaian pesan agama Islam. Gotong royong di dalamnya luar biasa. Menjaga kekompakan dan kerukunan sebagaimana halnya Kota Singkawang saat ini. Sebagai kota tertoleran di Indonesia.

Pada adab besaprah, apa yang ada di hadapan itulah yang didahulukan. Kemudian kecilkan suapan saat makan. Agar semua yang makan bersama mendapatkan bagian. Pada saat makan jangan memperhatikan wajah teman saat makan bersama (saprahan). Menjaga dan menutupi aib saudara jika terjadi disaat saprahan. Yang tampak maupun yang tersembunyi akan muncul.


Orang melayu, selalu berusaha untuk menjaga perasaan orang. Jangan berbicara kelebihan kelebihan di depan orang yang ber kekurangan. Jangan berbicara badan yang sehat di depan orang yang sakit. Dan sebagainya. Orang Melayu, tidak berambisi untuk berkuasa.


Orang melayu menyampaikan suatu pesan agama melalui simbol simbol. Sebagaimana tergambar pada beberapa cabang cabang PKMS 2025. Saprahan, Belarak Pengantin, makna gerak pada tarian daerah, syair dan lain sebagainya.


Jum’at pagi (27/06/2025), PKMS 2025 diawali dengan Belarak Pengantin. Mulai start dari Masjid Raya Jl. Merdeka, ke Jl. Bambang Ismoyo selanjutnya ke Jl. Alianyang. Finish di rumah melayu balai serumpun Kota Singkawang.


(Ibnu Azan) 



Melayu Ada Karena Karya









Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Singkawang "PKMS 2025 Resmi Dibuka" Wali Kota Tekankan Peran Budaya sebagai Pilar Keberagaman


Newstime MABM Kota Singkawang
Singkawang, MC (Sumber) – Pemerintah Kota Singkawang bersama Dewan Pengurus Daerah Majelis Adat Budaya Melayu (DPD MABM) Kota Singkawang resmi membuka Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) 2025 di Rumah Melayu Balai Serumpun, Kamis (26/6/2025) malam. Kegiatan yang berlangsung selama sepekan ini tidak hanya menjadi panggung budaya, tetapi juga ruang penguatan nilai-nilai toleransi dan ekonomi lokal.


Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menegaskan bahwa budaya Melayu merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Singkawang. Keberadaan PKMS dinilai menjadi simbol penting bahwa keberagaman yang tumbuh di kota ini bukan sekadar wacana, melainkan kekuatan yang nyata.


“Budaya Melayu adalah denyut nadi dari keberagaman Singkawang. Saya berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan yang tidak hanya meriah, tapi juga menarik minat wisatawan, bahkan bisa berkolaborasi dengan daerah lain,” ujarnya.


Kegiatan PKMS 2025 bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah. Dalam momentum tersebut, Tjhai Chui Mie menyampaikan pesan penting kepada masyarakat untuk menjadikan tahun baru sebagai titik tolak menuju kehidupan sosial dan spiritual yang lebih baik. “Ini bukan sekadar perayaan budaya. Ini momentum hijrah, untuk memperkuat nilai toleransi, persatuan, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri,” katanya.


Pemerintah Kota Singkawang juga memberikan perhatian khusus pada keterlibatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam kegiatan tersebut. Menurut Tjhai Chui Mie, kolaborasi antara budaya dan ekonomi lokal akan memperkuat ekosistem sosial dan memberdayakan masyarakat.


“Ini bukan hanya ruang budaya, tapi juga ruang ekonomi. Memberi tempat kepada UMKM adalah bagian dari strategi kita agar kegiatan seperti ini membawa manfaat yang lebih luas,” tambahnya.


Ketua DPD MABM Kota Singkawang, Asmadi, menyebutkan PKMS 2025 akan berlangsung dari 26 Juni hingga 2 Juli 2025 dengan serangkaian kegiatan budaya, seperti Belarak Pengantin dan Pawai 1 Muharram, Tari Masal Lenggok Singkawang, Fashion Show Bujang dan Dare Melayu, serta lomba Syair dan Rodat Hadrah.


Alhamdulilah, Mantap Luar biasa kepsek dan guru-guru hebat kite! Bangga untuk kemajuan budaya penguatan karakter kite semua sebagai bangsa yang berbudaya dan keteladanan yang utama dari insan pendidikan ! Bravo terus ikuti dan maksimalkan penampilan siswa dan guru-guru dalam berbagai event apalagi event Budaya, Jadi dan teruslah menjadi pemimpin-pemimpin perubahan karena waktu kita hanya sementara terus berkarya sesuai motto MABM “Melayu ade karne karya” kita akan dikenal karene karya-karya kita, "Asmadi" 


“Selain perlombaan dan pertunjukan budaya, PKMS juga menyuguhkan kuliner khas yang disiapkan oleh UMKM lokal,” ujar Asmadi.


Dalam pembukaan, DPD MABM juga menyerahkan dokumen berjudul Lensa Kegiatan MABM Kota Singkawang 2023–2025 kepada Wali Kota, sebagai bentuk dokumentasi dan evaluasi kiprah pelestarian budaya Melayu di kota ini.


Kegiatan ini turut dihadiri Ketua DPP MABM Kalimantan Barat serta Ketua DPD MABM Kabupaten Melawi. Kehadiran para tokoh tersebut menegaskan dukungan lintas daerah dalam memperkuat pelestarian budaya Melayu di Kalimantan Barat.
Pembukaan PKMS ditutup dengan tausiah yang disampaikan Ustadz Hatoli. (Do)



Melayu Ada Karena Karya





 

 
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA