Besurung Saprah dalam budaya Melayu, khususnya di daerah Kalimantan Barat, merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Melayu yang menggambarkan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Sambas dan masih lestari hingga kini sebagai warisan budaya tak benda.
📜 Makna "Besurung Saprah" dalam Bahasa Melayu
-
Besurung: makan bersama
-
Saprah: serentak atau bersama-sama dalam satu tempat
Secara harfiah, "Besurung Saprah" berarti makan bersama-sama secara serentak dalam satu tempat dan waktu yang sama.
🕌 Konteks Pelaksanaan Tradisi
Tradisi ini sering dilakukan pada:
-
Maulid Nabi Muhammad SAW
-
Peringatan hari besar Islam (PHBI)
-
Upacara adat Melayu
-
Pesta rakyat / penyambutan tamu kehormatan
-
Syukuran desa atau kenduri kampung
🍽️ Ciri Khas Besurung Saprah Melayu
-
Makanan disusun di atas tikar panjang, kadang beralas daun pisang atau menggunakan dulang besar (nampan).
-
Peserta duduk bersila mengelilingi hidangan.
-
Makanan khas Melayu dihidangkan, seperti:
-
Nasi putih
-
Gulai, kari, sambal serai, ikan asin, rendang Melayu
-
Kue tradisional (lemang, wajik, kue talam, kue bingka)
-
Minuman khas (air serbat, teh tarik)
-
-
Makan dilakukan tanpa sekat sosial – raja, pejabat, rakyat duduk setara.
🌺 Nilai-Nilai Budaya dalam Besurung Saprah
-
Persaudaraan: mempererat hubungan antarwarga.
-
Kesetaraan: semua orang makan bersama, tanpa memandang status.
-
Gotong Royong: semua elemen masyarakat berperan dalam persiapan.
-
Rasa Syukur: bentuk ungkapan syukur atas nikmat Allah.
-
Pelestarian budaya Melayu: mempertahankan nilai dan adat istiadat warisan leluhur.
📌 Catatan Tambahan:
-
Tradisi ini juga menjadi objek wisata budaya yang menarik bagi pengunjung luar daerah maupun wisatawan mancanegara.
-
Dalam praktik modern, Besurung Saprah sering dikolaborasikan dengan kegiatan dakwah, zikir bersama, atau pembacaan syair-syair Maulid.
0 comments:
Posting Komentar